MASUK DAN BERKEMBANGNYA IDEOLOGI KOMUNISME DI CINA


SEJARAH ASIA TIMUR II

MASUK DAN BERKEMBANGNYA IDEOLOGI KOMUNISME DI CINA

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Kuliah

Sejarah Asia Timur II

 

 

 

 

 

OLEH :

NAMA    : SAEFUL ROHMAN         

NIM        : 09021031

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FP IPS IKIP PGRI WATES

YOGYAKARTA

2011

 

MASUK DAN BERKEMBANGNYA IDEOLOGI KOMUNISME DI CINA

 

  1. 1.      Masuknya Paham Komunisme di Cina

Perang Dunia I ternyata meruntuhkan sistem monarchi di Rusia. Czar Nicholas II diturunkan dari tahtanya dan dibunuh oleh kaum komunis pada tahun 1917. Untuk selanjutnya, Rusia menjadi Republik Sosialis (dikenal dengan sebutan Uni Soviet) dibawah pimpinan Lenin. Pada tahun 1919 Voischinski mendirikan sekolah untuk mempelajari komunisme di Shanghai. Pemerintah Uni Soviet mengirimkan Abram Adolf Joffe ke Beijing untuk mengadakan perundingan mengenai daerah – daerah ekstrateritorialiet dan pelabuhan – pelabuhan yang pernah dirampas Rusia dari Cina. Uni Soviet menyatakan bahwa daerah – daerah itu dikembalikan pada Cina. Joffe tidak mendapat sambutan yang hangat di Beijing, sehingga akhirnya ia beralih kepada pemerintahan Guo Min Dang Selatan.

Pada pertengahan tahun 1918 seorang kepala perpustakaan dari Universitas Beijing bernama Li Da Jao mendirikan perhimpunan penelitian Marxisme. Anggota – anggota pertamanya seperti Mao Ze Dong ( seorang asisten Li Da Jao ), Qu Qiu Bai,dan Zhang Guo Tao, dikemudian hari menjadi tokoh – tokoh penting bagi partai Komunis Cina. Suatu peristiwa penting, yaitu berakhirnya Perang Dunia I Republik Cina yang formilnya mejadi peserta dalam Perang Dunia I tersebut dan berpihak kepada sekutu yang keluar sebagai pemenang, maka sudah sewajarnya kalau pihak Cina mengharapkan suatu bagian dari keuntungan yang diperolehnya. Pada awal tahun 1919 dilangsungkan konferensi Perdamaian di Paris.

Pada tanggal 4 Mei 1919 yang kemudian dikenal dengan gerakan 4 Mei. Karena kecewa terhada para sekutunya, Gerakan ini diprakarsai oleh para mahasiswa yang mendapat sambutan hangat dari kaum cendekiawan dan kaum pengusaha Cina pada umumnya. Sentimen anti Barat dan anti Jepang itu berkembang menjadi anti imperialisme dan kolonialisme, sesuatu suasana politik yang sesuai dengan pasangnya gelombang komunisme para mahasiswa dan kaum cendekiawan yang pada ketika itu mencari jawaban mengenai perkembangan masyarakat dunia itu, menjadi terbawa oleh dan penalaran dialektika materialisme.

Sementara itu Dr. Sun Yat Sen menerima tawaran bantuan Joffe, namun ia berpendapat bahwa paham komunis tidak dapat diterapkan di Cina dan Joffe juga menyetujui pandangan ini, sebagaimana yang dituangkan dalam manifesto bersama tertanggal 26 Januari 1923. Joffe kembali mengulangi kesediaan Pemerintah Uni Soviet untuk mengembalikan wilayah – wilayah yang  dahulu pernah direbut dari Cina. Dengan demikian, terjalinlah hubungan antara pemerintah Guo Min Dang dengan Uni Soviet. Dua orang penasehat yang terkemuka yang dikririm ke Cina adalah Michael Borodin yang sangat berpengalaman dalam mengatur jalannya revolusi dan Jendral Blucher.

Pada bulan Mei 1920 Chen Du Xiu yang sementara itu berkembang menjadi seorang sastrawan progresif mulai mendirikan Perhimpunan Pengkajian Marxisme di Shanghai. Suasana yang hangat itu dimanfaatkan oleh Lenin dengan mengutus seorang kader dari Comintern ke Cina yang bernama Grigorii Voitinsky. Cina ia segera menghubungi Li Da Jao di Beijing maupun Chen Du Xiu di Shanghai. Maka Li Da Jao kemudian mendirikan sel komunisme di Beijing, sedangkan Chen Du Xiu mendirikan sel komunisme di Shanghai. Beberapa bulan kemudian secara berturut – turut Mao Ze Dong dan Dong Bi Wu juga mendirikan sel komunis di daerahnya masing – masing, yaitu dipropinsi Hu Nan dan Hu Bei.

Pada bulan Juni 1921 Lenin mengutus seorang kader Comintern lagi ke Cina, yaitu H.J.Sneevliet yang menggunakan nama samaran Maring, dan berhasil mendirikan Partai Komunis Indonesia di daerah Hindia Belanda. Karena radikal kemudian ditangkap oleh Pemerintah Hindia lalu dipulangkan ke negeri Belanda. H.J.Sneevliet datang di Cina sebagai anggota delegasi Persatuan Dagang Internasional. Di Kota Shanghai ia mengumpulkan 57 orang utusan dari segenap organisasi Marxis di Cina lalu mendorongnya untuk mendirikan suatu partai komunis.

Maka Pada Tanggal 21 Juli 1921 segenap utusan dari organisasi marxis di Cina mengadakan rapat diwilayah Konsensi Prancis di Shanghai. Kemudian memutuskan berdirinya Partai Komunis Cina, dan menganggap rapat tersebut sebagai Konggres ke I Partai Komunis Cina. Chen Du Xiu tidak hadir,karena sedang mengadakan perjalanan ke daerah Barat Daya Cina,namun demikian konggres memilihnya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cina, yang pertama. Sneevliet pergi ke propinsi Guang Xi dengan maksud menemui Dr.Sun Yat Sen.

Pada kesempatan itu Sneevliet sangat karena terhadap semangat perjuangan Guo Min Dang maupun terhadap gagasan Sun Yat Sen tentang Revolusi Nasional. Cina dan Rusia terdapat persamaan; bahkan dinyatakan pula keadaan di Rusia belum memungkinkan atau belum memenuhi persyaratan untuk menjalankan komunisme sepenuhnya. Sneevliet mengatakan antara lain Lenin menjalankan “Kebijaksanaan Ekonomi Baru” ( New Economic policy ). Sun Yat Sen amat tertarik atas pernyataan Sneevliet tersebut, dan bahkan dia menilai bahwa ‘’Kebijakan Ekonomi Baru’’ di Rusia itu tidak jauh dengan rencana industrialisasi di Cina. Dr.Sun Yat Sen adalah adanya sikap Uni Soviet menujukkan keinginan untuk membantu revousi Cina dan bukan menjalankan komunisme di Cina.

Pertemuan antara Sun Yat Sen dengan Sneevliet dapat dikatakan sebagai awal dari penanaman bibit Komunisme kedalam tubuh Guo Min Dang. Guo Min Dang menduduki peranan kunci perjuangan nasional Cina melawan imperalisme, oleh karena itu kemudian dianjurkan kepada Partai Komunis Cina untuk memanfaatkan Guo Min Dang sebagai satu unsur dari jajaran front persatuan nasional.

Guo Min Dang kebetulan pada waktu itu sedang mengalami keretakan dalam tubuhnya. Dr.Sun Yat Sem sebagai pimpinan Puncak sedang berselisih pendapat dengan Menteri Pertahanan Chen Jiong Ming. Sun Yat Sen akan dibunuh dan akhirnya menyingkir ke Shanghai. Sneevliet menjajikan bahwa Uni Soviet akan membantu Sun Yat Sen dalam menghadapi tekanan Menteri Pertahanan Chen Jiong Ming.

Sementara itu, PKC mendapatkan instuksi dari Comitern agar anggotanya secara pribadi memasuki Guo Min Dang dan ikut serta dalam “revolusi borjuis demokratis” dan supaya mengakui Guo Min Dang sebagai pimpinan dari revolusi di Cina. Partai Komunisme Cina waktu itu baru memiliki sekitar 400 orang anggota. Comintern menugasi seorang kader baru, yaitu Adolf Joffe, untuk menggalang kerjasama dengan Sun Yat Sen. Joffe hanya memerlukan pertemuan beberapa kali dengan Sun Yat Sen untuk dapat merumuskan suatu pernyataan bersama pada tanggal 26 Januari 1923 yang pada pokoknya isi pernyataan itu adalah sebagai berikut :

  1. Bahwa keadaan di Cina tidak cocok untuk menciptakan komunisme atau suatu sistem Uni Soviet.
  2. Bahwa masalah terpenting bagi Cina adalah persatuan bangsa dan kemerdekaan nasional
  3. Bahwa Cina dapat mengadalkan bantuan dari Uni Soviet.

Bersamaan dengan hal tersebut terjadi peristiwa di Cina Selatan maupun Utara. Peristiwa itu adalah di Cina Selatan terjadi bentrokan antara raja perang (Warlord) yang menggakibatkan Chen Jing Ming terusir dari Canton, dan oleh karena itu Sun Yat Sen dipersilahkan oleh para Raja Perang (Warlod) lainnya untuk menduduki kembali markasnya di Canton, dan dipenuhi pada tanggal 2 Maret 1923. Sedangkan di Cina Utara, Jenderal Cau Kun mengadakan perebutan kekuasaan terhadap presiden Li Yuan Hung pada bulan Juni 1923 kemudian melalui manipulasi politik Cao Kun dapat mendesak Dewan Perwakilan Rakyat untuk memilihnya sebagai presiden yang berpusat di Beijing.

Keadaan yang kacau mendorong Sun Yat Sen untuk mendalami organisasi dan sistem pemerintahan serta cara menciptakan suatu angkatan bersenjata. Oleh karenanya ia tertarik kepada bantuan Uni Soviet yang telah beberapa kali ditawarkan kepadanya. Untuk keperluan tersebut dikirimlah delegasi ke Moskow pada bulan Agustus 1923 dibawah pimpinan Chiang Kai Sek, dengan tugas untuk mempelajari organisasi pemerintahan Uni Soviet dan Partai Komunisnya, serta bidang – bidang kemiliterannya. Atas kunjungan ini Uni Soviet mengimbanginya dengan mengutus seorang kader komunis lagi ke Cina yaitu Michael Borodin pada bulan September 1923 yang kemudian dijadikan penasehat politik oleh Sun Yat Sen.

Boordin akhirnya dijadikan tangan kanan Sun Yat Sen dalam mengatur sistem organisasi Guo Min Dang, sedangkan Jendral Blucher ditugaskan untuk mengajar di Whampoa (Huangpu) Militer Academy, suatu akademi militer yang didirikan oleh Dr. Sun Yat Sen pada tahun 1924 di Whampoa (seberang Canton). Chiang Kai Sek (Jiang Jieshi) diangkat sebagai pimpinan sekolah tersebut dan Zhao En Lai yang memimpin devisi politiknya. Dan berdasarkan keputusan Konggres Nasional bulan Januari 1924, kaum komunis Tionghoa diijinkan untuk menjadi anggota Guomindang demi memperkuat untuk revolusionernya, asalkan mereka bersedia mematuhi asas – asas Guomindang.

Kujungan Borodin ke Selatan untuk membantu Pemerintah Guomindang, Uni Soviet mengutus Kharakhan untuk mengadakan perundingan dengan pemerintah Cina di Utara,yang diakhiri dengan penandatangan perjanjian Cina – Rusia (Uni Soviet) oleh Wellington Koo (Go Weijun sebagai menteri Luar negeri rezim Beijing) pada tahun 1924 yang isinya pengembalian semua wilayah yang dirampas oleh kekaisaran Rusia dahulu serta pengakuan Mongolia Luar sebagai bagian intergal Cina.

Setelah Zhang Zuolin dan Feng Yuxiang mengangkat Duan Qirui sebagai Perdana Menteri, maka timbul keinginan pihak utara untuk menciptakan kembali Cina yang bersatu melalui jalan damai. Oleh karena itu mereka mengundang Sun Yat Sen ke Beijing untuk membicarakan masalah pembentukan pemerintahan pusat. Sun Yat Sen memenuhi undangan ini dan berangkat ke Beijing. Sebelumnya, ia mengangkat Hu Hanmin sebagai wakilnya di Canton dan Tan Yakai sebagai pemimpin pasukan pemukul Utara yang sedang dipersiapkannya. Sun Yat Sen yang menghindap penyakit kanker wafat di Beijing pada tanggal 12 Maret 1925. Tidak lama setelah wafatnya Bapak Republik Cina tersebut,terjadilah insiden pada bulan juni 1925 yang hampir menimbulkan konflik internasional. Delapan pekerja pabrik katun Jepang di Shanghai mengajukan tunutan kenaikan gaji serta perbaikan jam kerja, tetapi pemilik pabrik menembaki para demonstran tersebut.

Mahasiswa Shanghai tersulut rasa nasionalismenya karena insiden penembakan ini. Mereka berdemo di sepanjang jalan Kota Shanghai, terutama diwilayah ekstra–teritorial Inggris, polisi Inggris berusaha membubarkan demontrasi itu tetapi gagal. Polisi Inggris melepaskan tembakan langsung yang menewaskan enam orang mahasiswa. Seluruh negeri bergolak dan sepakat memboikot barang–barang Inggris dan Jepang. Kekacauan ini terjadi di Canton pada tanggal 23 Juni 1925 ketika para siswa militer menembaki wilayah ekstra teritorialitet asing di tempat itu. Kapal – kapal perang Inggris, Perancis, Portugal dan Jepang melepaskan tembakan–tembakan sebagai balasan tembakan. Akibatnya insiden tersebut mengakibatkan banyak korban dari para demonstran yang tewas akhirnya peristiwa ini membakar semangat gerakan anti Asing meluas ke berbagai daerah.

Wafatnya Sun Yat Sen menyebabkan gagalnya usaha persatuan nasional Cina. Pemerintah Guo Min Dang di Canton melantik Wang Jingwei sebagai presiden pada tanggal 1 Juli 1925. Sementara di utara, pertikaian Feng Yuxiang dengan Zhang Zuolin mulai muncul kembali dan Zhang Zuolin berhasil dikalahkan yang akhirnya melarikan diri ke Manchuria, tetapi kemudian bersekutu dengan Wu – pei – fu dan menggempur pihak Feng Yuxiang. Akhirnya pihak Feng berhasil dikalahkan dan terpaksa melarikan diri ke Mongolia.kemudaian mengunjungi Uni Soviet dan pada bulan juni 1926 bergabung dengan Guo Min Dang.

Pro – komunis pada tanggal 20 Maret 1926.Jiang Kai Sek dengan komunis.Jiang Kai Sek lalu diangkat sebagai pemimpin Pasukan Pemukul Utara pada tanggal 9 Juli 1926 dalam suatu rapat di Canton, yang menghasilkan keputusan untuk bertempur membebaskan Cina dari cengkeraman negeri – negeri asing dan warlord yang menyengsarakan rakyat. Selanjutnya akan dibentuk suatu pemerintahan yang bersih jujur, dan adil. Dalam waktu satu bulan pasukan yang dipimpin Jiang Kai Sek berhasil mencapai Jiangxi dan Hunan.

Pasukan Pemukul Utara Jiang Kai Sek berhasil merebut Shanghai pada tanggal 20 Maret 1927 dan empat hari kemudian Nanjing jatuh ke tangan mereka. Untuk menadingi pemerintahan sayap kiri Guomindang di Wuhan, Jiang Kai Sek membentuk pemerintah Nanjing. Dalam pertempuran merebut Nanjing, beberapa orang asing terbunuh, tetapi masalah ini dapat diselesaikan dengan jalan damai. Wai Jingwei (yang bukan komunis) tidak dapat akur dengan anggota komunis Guomindang di Wuhan. Ditambah lagi ia mendapatkan informasi bahwa tujuan kaum komunis yang sesungguhnya adalah menghapuskan Guomindang dan menjadikan Cina sebagai negara komunis. Oleh karena itu, ia menerima tawaran Feng Yuxiang agar bersatu kembali dengan Jiang Kai Sek dan membersihkan partai dari kaum komunis. Pada tanggal 15 Juli Borodin dan Blucher melarikan diri ke Uni Soviet.

Meskipun, kaum komunis telah diusir dari Guomindang, pemerintahan Wuhan masih anti– Jiang Kai Sek. Dan berniat merobohkan pemerintahan Nanjing bentukan Jiang. Ini menyulitkan usaha Jiang Kai Sek untuk meneruskan ekspedisi militer penyatuan Tiongkoknya, karena harus berperang menghadapi dua kubu. Untuk sementara waktu, Jiang Kai Sek meletakkan jabatannya sebagai Pemimpin Pasukan Pemukul Utara. Akhirnya setelah dicapai perdamaian antarakedua faksi Guomindang yang berseteru itu, barulah Jiang Kai Sek memangku kembali jabatannya pada bulan Januari 1928. Gerakan mematahkan kekuasaan para warlord di utara dapat dimulai kembali. Ciang Gongshi, seorang pejabat diplomatik Cina beserta 16 orang anggota stafnya. Jiang Kai Sek menghindari bentrokan yang lebih dahsyat dengan Jepang dan meninggalkan provinsi tersebut.

Di bagian lain, Pasukan Pemukul Utara mencapai kemenangan gemilang. Banyak anggota pasukan para warlord yang menyerahkan dan bergabung dengan Jiang Kai Sek. Wu PeiFu dan Chuanfang boleh dikatakan telah kalah. Usaha Jiang Kai Sek untuk menyatukan Cina kini usai sudah. Pada tanggal 6 Juli 1928 para pemimpin nasionalis berziarah ke kuil Biyunshi yaitu tempat Jenazah Dr.Sun Yat Sen disemayamkan untuk sementara waktu, guna memberitahukan sebagaimana dulu dilakukan oleh Dr.Sun Yat Sen berziarah ke makam Kaisar – Kaisar Dinasti Ming saat kekuasaan Manchu dapat dirobohkan.

 

  1. 2.      Republik Cina Setelah Penyatuan

Zhang Zuolin digantikan oleh putranya yang bernama Zhang Xueliang sebagai penguasa di Manchuria. Jepang agar tidak bergabung dengan Republik Cina yang telah bersatu itu. Pada tanggal 29 Desember 1928,Zhang mengibarkan bendera Republik Cina dan mengirim telegram pernyataan setia pada pemerintah pusat. Wilayah Manchuria telah kembali kepangkuan republik.

Ibu Kota Republik yang baru bersatu itu dipindahkan dari Beijing ke Nanjing, sedangkan Beijing diubah namanya menjadi Beibing yang artinya “Perdamaian di Utara”. Suatu Undang – Undang Organik diumumkan pada bulan Oktober 1928 dan akan berlaku hingga ditetapkannya Undang – Undang Dasar Permanen.

Menurut undang – undang organik ini fungsi Pemerintahan dibagi menjadi lima lembaga (Yuan). Yakni yuan eksekutif, Legislatif, Yudikatif, penguji, dan pengawas. Ketiga Yuan yang pertama sama dengan yang berlaku di Barat. Sedangkan dua yang terakhir bersifat khas Cina sepenuhnya. Lembaga (Yuan) Penguji tugasnya adalah melakukan pengangkatan para pegawai negeri melalui ujian, Yuan (Lembaga) Pengawasan bertugas mengawasai segala sesuatu yang berhubungan dengan jalannya roda pemerintahan. Panitia Pekerja Pusat Guo Min Dang. Partai yang status menjadi presiden dan sekaligus sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. Maka Pada Tahun 1930 diputuskan untuk mengadakan suatu sidang umum. Pada Tanggal 12 Maret 1931 dan dalam sidang tersebut disepakati untuk menerima Undang – Undang Dasar Sementara dan penghapusan jabatan Presiden. Akhirnya Kekuasaan tertinggi dalam Negara berada pada Dewan Negara yang waktu itu diketuai oleh Jiang Kai Sek.

Persatuan yang baru saja di capai ini ternyata tidak kekal, dikarenakan pada tahun 1929, Wang Ji Wei mengadakan gerakan anti Jiang Kai Sek lagi. Propinsi – Propinsi tidak menjalankan kewajibannya terhadap pemerintah pusat. Menteri Keuangan saat itu dipegang oleh T.V. Song menyatakan bahwa dalam bulan Maret 1930 ternyata hanya ada empat propinsi yang memberikan laporan keutungan kepada Pemerintah pusat, yakni propinsi Jiangxu, Zhejiang, Anhui dan Jiangxi. Dua Propinsi yang menyetorkan sebagian pendapatnya ke ibu kota.

Wang Jingwei lalu bersekutu dengan Feng Yuxiang dan Yan Xishan, kedua orang ini semula sebagai anggota Panitia Pekerja Pusat yang kemudian mengundurkan diri. Weng Jingwei mereka sepakat untuk mendirikan Pemerintahan Sendiri di Beijing dan kemudian akan menyerbu Nanjing. Zhuang Xueliang yaitu putra dari Zhang Zoulin, datang membantu Jiang Kai Sek menghadapi Wang, Fen dan Yan.Pada  bulan Mei – September 1930 dan dimenangkan oleh Jiang Kai Sek. Wang Jingwei melarikan diri ke Eropa, Feng mundur ke markasnya di propinsi Sanxi, sedangkan Yan melarikan diri ke Jepang.

 

  1. 3.      Perkembangan Ideologi dan Partai Komunis Di Cina

Pada tahun 1927 kaum komunis yang telah diusir oleh Wang Jingwei pada tahun 1930 mendapatkan pimpinan baru yaitu Mao Zedong. Di Propinsi Jiangxi, tidak beberapa lama mereka bergabung dengan tokoh – tokoh komunis lainnya seperti Zhou Enlai, Li – Lishan, dan Zhu De. Mereka semua kelak akan memegang peranan penting dalam kancah Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC).

Pada akhir tahun 1930 Komunis menyerbu Changsha, ibu kota propinsi Hunan. Li – Lishan dan ini dilakukan tanpa seijin Mao Zedong yang menekankan kehati – hatian. Pada tahun berikutnya 1931 karena seorang pengikut Feng Yuxiang mengobarkan pemberontakan di Cina Tengah. Guo Min Dang menutut agar Jiang Kai Sek Mundur saja sebagian Pemimpin negara. Karena ulah dari Jiang Kai Sek, Pertempuran dengan kaum Komunis juga masih terjadi di pedalaman propinsi Jiangxi.

 

  1. 4.      Terjadinya Insiden Mukden 1931 dan Masuknya Pengaruh Jepang ke Cina.

Penyerbuan Jepang terhadap Manchuria Pada Tahun 1931 vang terkenal dalam sejarah Asia Timur sebagai peristiwa Mukden (Insiden Mukden). Kekesalan Jepang terhadap Zhang Xueliang yang telah menggabungkan diri dengan republik Cina, padahal ayahnya merupakan sekutu setia dari Jepang. insiden Mukden itu menyebabkan hubungan dengan Jepang makin menjadi tegang ketika Jepang menuduh Cina telah membunuh Nakamura, seorang kapten Jepang yang memimpin ekspedisi ilmu pengetahuan ke Mongolia dan hilang tak tentu rimbanya pada tahun 1931. Pada Tanggal 18 September 1931, jalan kereta api South Manchuria Railway kepunyaan Jepang dijumpai dalam keadaan rusak dan terbongkar. Jepang menunuduh bahwa pengrusakan ini adalah perbuatan pasukan Zhang Xueliang, pada hal ini hanya merupakan dalih untuk menyerang kepada Cina. Saat Pasukan Cina sedang tidur serdadu Jepang menyerang mereka dan berhasil merebut kota Mukden (Shenyang).

Lapangan terbang di Mukden diduduki Jepang dan 500 pesawat terbang dirampasnya tanpa pertumpahan darah sama sekali. Dalam waktu dua minggu, separo kota – kota di Liaoning dan Zhili (dua propinsi di Manchuria yang paling selatan) jatuh ke tangan Jepang. Waktu itu pasukan Cina tidak melakukan perlawanan sama sekali, mudur guna menghindarkan bentrok langsung dengan Jepang. Pemerintah Cina hanya bisa mengadukan masalah ini kepada Liga Bangsa – Bangsa. Meskipun LBB sedang bersidang di Jeneva guna membahas masalah tersebut, tetapi Jepang tetap terus melakukan ekspansinya ke Manchuria, Sehingga pada tanggal 13 Januari 1932 seluruh wilayah Manchuria telah terjadi genggaman Jepang. Pemerintah Cina ternyata tidak mengambil tindakan apa – apa terhadap sikap Jepang tersebut dan berbeda dengan sikap masyarakat Cina yang mengambil tindakan dengan melakukan boikot terhadap barang – barang Jepang. Rakyat Cina tidak sudi membeli barang – barang buatan Jepang termasuk toko – toko di Cina tidak mau menjual produk – produk dari Jepang.

Amerika Serikat mengeluarkan nota protes terhadap sikap Jepang tersebut pada tanggal 7 Januari 1932 yang isinya menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak mengakui pencaplokan Jepang terhadap wilayah Manchuria. Lembaga Bangsa – Bangsa membentuk Komisi penyelidik terhadap insiden Mukden tersebut yang diketuai oleh Lord Lytton. Manchuria, maka Jepang pada tanggal 9 Maret 1932 membentuk negara boneka bernama Republik Manchukuo (Manzhouguo).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Diterbitkan oleh

3 tanggapan untuk “MASUK DAN BERKEMBANGNYA IDEOLOGI KOMUNISME DI CINA”

Tinggalkan Balasan ke rohmanf2 Batalkan balasan